Sunday, November 19, 2006

Surat untuk Eurica

Ri, sesungguhnya aku merasa sangat beruntung bisa kenal dan bersahabat denganmu. Ini menjadi hal yang tidak ternilai bagiku, terlebih sejak pertemuan kita kembali setelah sekian tahun kita tak bertemu.

Ri, tak ada yang lebih membuatku sedih saat tahu bahwa suamimu meninggal sejak dua tahun lalu, dan sebetulnya merupakan kehormatan bagiku bahwa setidaknya aku masih bisa menghibur di saat-saat sedihmu.

Ri, aku juga sedih bahwa aku hanya bisa meluangkan waktu sedikit buatmu dan kedua anak-anakmu. Seandainya aku lebih punya banyak waktu, aku ingin mengajak si kakak untuk melihat-lihat dunia masa kecil kita yang sederhana, bermain layangan, bersepeda atau sekedar bermain di sawah. Ini adalah hal yang hilang bagi anak-anak semodern dia yang tumbuh ditengah arus kemajuan teknologi kota Jakarta.

Ri, sejujurnya aku tidak optimis bisa melihat dan bermain bersama si kecil saat ia tumbuh nanti. Aku merasa bahwa tidak punya cukup waktu lagi untuk dapat bermain bersamanya dan menunjukkan masa kecil kita yang sederhana sebagaimana aku menunjukkan kepada kakaknya.

Ri, aku akan sangat mengerti jika suatu saat nanti kamu akan kecewa karena kepergianku, tapi aku berharap bahwa kekecewaan itu tidak menjadi sebuah kesedihan yang berlarut. Meski aku juga tak tahu, adakah seseorang yang bisa menemani dan menghiburmu sebagaimana aku lakukan sekarang ini.

Ri, aku mohon, kamu bisa memaafkan aku ketika hari itu datang dan aku harus pergi. Aku juga mohon supaya kamu tegar menghadapinya, karena seperti aku selalu bilang; “semua ada waktunya”, dan waktuku sesungguhnya tidak lama lagi. Aku harus pulang, bagaimanapun juga, karena memang di sanalah seharusnya aku kembali setelah semua karyaku dikerjakan, entah selesai atau tidak.

Ri, aku sayang kamu dan anak-anakmu. Aku tahu kamu adalah seorang ibu yang tangguh dan mampu mendidik kedua anakmu dengan baik. Aku akan memohon agar Tuhan selalu melindungi keluargamu.

Ri, terima kasih untuk semua yang telah kamu berikan kepadaku, untuk semua waktu yang kita habiskan bersama dan semua kenangan indah yang kamu ciptakan.

Ri, aku akan sampaikan juga kepada Indra bahwa kamu baik-baik saja dan mampu mendidik anak-anak kalian.

Ri, aku pamit pulang, salam untuk kedua jagoanmu, sekarang aku harus kembali ke rumah Bapa di surga.

Salam kasih dan sayang dariku

0 Comments:

Post a Comment

<< Home