Thursday, May 24, 2007

"Lelaki di Bulan Purnama"

Ini sudah lebih dari seratus purnama ku lewati. Berarti juga sudah lebih dari seratus lelaki yang berdansa denganku dan dia belum muncul juga.

Tidak, aku bukan mengharapkan pangeran tampan berkuda putih yang menghampiriku. Aku hanya berharap seorang lelaki sederhana yang bisa mengikuti irama dan bisa berdansa secara harmonis dengan gerakanku.

Rasanya itu bukan impian muluk, tapi nyatanya lelaki itu tak datang juga. Banyak yang bisa berdansa denganku, bahkan lebih mahir dariku. Tapi mereka tetap saja tidak bisa mengikuti iramaku. Ada beberapa yang terlalu lambat, atau terlalu cepat. Beberapa yang terlalu bersemangat atau terlihat bosan. Beberapa yang terlalu kaku atau terlalu lincah. Tak ada yang sesuai dengan keinginanku.

Malam ini, aku tak tahu apakah lelaki itu akan datang, yang pasti aku sudah tiba lebih dulu di ujung dermaga lama yang selalu indah dengan pantulan laut saat purnama.

Bayangan seorang lelaki datang dari kejauhan, berjalan dengan mantap ke arahku. Sama dengan lelaki-lelaki lain sebelumnya.

Ketika sudah mendekat, aku bisa melihat senyumnya yang menawan. Sama dengan lelaki-lelaki lain sebelumnya.

Lelaki itu melingkarkan lengannya di pinggangku dengan luwes, dan kami pun mulai berdansa. Sama dengan lelaki-lelaki lain sebelumnya.

Entah berapa lama kami berdansa, sang purnama sudah melintasi kepala dan kami pun mengakhiri dansa malam itu. Aku menatapnya dan merasa bahwa ia sama dengan lelaki-lelaki lain sebelumnya.

Matahari membuka hari yang cerah pagi ini. Aku melihatnya muncul dari jendela kamarku dan juga masih bertanya, “apakah dia akan datang saat bulan purnama berikutnya?”


__________________

0 Comments:

Post a Comment

<< Home