Monday, June 30, 2008

Pertarungan yang tak usai

Tetes keringat ini terasa mengalir di pipiku.
Aku menatapnya, tanpa amarah, tanpa nafsu membunuh.
Meski pedang terhunus di tanganku.

Tetes keringat itu terlihat mengalir di lehernya.
Matanya menatapku, tanpa amarah, tanpa nafsu membunuh.
Meski pedang terhunus di tangannya.

"Aku tidak ingin mati di tanganmu..."
"Mengapa?"
"Kau sahabatku...meski kini kita berseberangan.."
"Tapi kita panglima...dan kitalah yang akan menyelesaikan perang ini..."
"Baiklah....maka aku tak akan melawan..."
"Aku tidak akan membunuh orang yang membiarkan dirinya untuk mati begitu saja.."
"Aku tidak ingin menyesal membunuh sahabatku sendiri..."

Aku melangkah mundur, begitu juga dia...
Aku menatapnya, memberi dia salam perpisahan dan pergi meninggalkan arena begitu saja...

Aku memandang pasukanku dari atas bukit
Mereka adalah pasukan ke seribu
Aku melihat ke dalam hatiku...
Persahabatan ini mengorbankan banyak jiwa.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home